Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang wajib diperhatikan dalam bekerja. Salah satu peralatan dalam bagian K3 yaitu baju coverall. Baju coverall atau sering disebut juga sebagai pakaian pelindung. Baju coverall ini digunakan oleh pekerja ketika melakukan tugas tertentu dengan tingkat risiko menengah sampai tinggi. Biasanya, baju coverall digunakan oleh petugas pemadam kebakaran, pekerja laboratorium, tenaga medis, pekerja lapangan, dll. Baju coverall ini dirancang secara khusus untuk melindungi tubuh dari api maupun kontaminasi zat kimia berbahaya. Dalam artikel ini akan membahas lebih detail mengenai pengertian, fungsi, serta jenis-jenis coverall. Simak berikut ini!
Pengertian Baju Coverall
Baju coverall adalah pakaian pelindung lengkap yang dirancang untuk melindungi penggunanya dari berbagai bahaya di tempat kerja. Biasanya, baju coverall juga sering disebut sebagai wearpack, yang terbuat dari bahan tahan terhadap zat kimia, panas, api dan bahaya fisik lainnya. Pakaian ini memiliki desain yang menutupi seluruh tubuh, termasuk lengan, kaki, dan seringkali kepala sehingga dapat memberikan perlindungan maksimal. Tujuan utama baju coverall adalah melindungi pengguna dari paparan bahan kimia berbahaya, panas tinggi, percikan cairan, dan bahaya fisik lainnya di lingkungan kerja.
Dalam pembuatan coverall terdapat standar yang harus diikuti. Untuk standar US, ada 4 level mulai dari level A, B, C, dan D. Sementara standar EU memiliki 6 tipe dengan menggunakan uji ISO, EN, dan DIN. Indonesia sendiri menggunakan standar SNI yang sesuai ISO, dimana standarnya harus mencantumkan ukuran coverall, batasan, tingkat ergonomi, masa berlaku, dan kompatibilitas. Penggunaan baju coverall yang tepat dan sesuai standar dapat membantu mencegah kecelakaan dan memastikan keselamatan pekerja selama bekerja di lingkungan yang berbahaya.
Fungsi Baju Coverall
1. Perlindungan Tahan Api
Baju coverall ini bukan seperti baju pada umumnya, melainkan memiliki fungsi terhadap tahan api. Menggunakan baju khusus ini akan melindungi para pekerja dari percikan api yang ada sehingga tidak mungkin melukai tubuh.
2. Perlindungan Kimia
Bukan hanya memberikan perlindungan tahan api saja, fungsi baju coverall adalah memberikan perlindungan kimia. Biasanya, pekerja yang bekerja di laboratorium akan memakai pakaian ini sebelum masuk ke dalam lab karena di dalam lingkungan kerja mereka banyak bahan-bahan kimia yang berbahaya.
3. Perlindungan Debu dan Partikel
Ketika berada di sebuah proyek, pasti kamu sering melihat para pekerja yang menggunakan APD berupa baju coverall (wearpack) one piece ataupun two piece. Fungsi dari baju coverall tersebut yaitu memberikan perlindungan dari debu dan partikel. Tidak hanya memberikan kenyamanan saat menggunakannya, namun dengan menggunakan baju coverall dapat membantu menjaga tubuh tetap bersih.
4. Perlindungan Terhadap Radiasi
Pekerja pabrik nuklir hingga pekerja tambang sangat mungkin terkena risiko radiasi saat sedang bekerja, sehingga mereka sangat membutuhkan baju coverall dengan fungsi perlindungan terhadap radiasi.
5. Perlindungan Terhadap Peralatan Berat
Selanjutnya, baju coverall juga berfungsi memberikan perlindungan terhadap peralatan berat. Dengan bahannya yang tebal, baju ini mampu meminimalisir risiko yang dapat diakibatkan oleh peralatan berat tersebut.
Jenis-Jenis Baju Coverall
1. Coverall Flame Resistant
Salah satu jenis pakaian pelindung diri yang umumnya digunakan di dunia kerja adalah pakaian pelindung tahan api (flame resistant). Coverall ini memiliki ketahanan terhadap api, Namun yang dimaksud bukan berarti jenis baju coverall ini tidak dapat terbakar sama sekali. Istilah flame resistant pada nama jenis coverall ini merujuk pada ‘pakaian tersebut akan terbakar dalam waktu yang lambat’. Bahan dari coverall ini dapat menyingkirkan oksigen di sekitarnya, sehingga api akan sulit untuk membakarnya. Biasanya, baju coverall ini digunakan oleh petugas kebakaran.
2. Coverall High-Visibility Safety (Coverall Worker)
Coverall ini pada umumnya digunakan oleh pekerja yang berada di lingkungan kerja dengan minim penerangan , seperti pekerjaan proyek pada malam hari. Jenis coverall ini memiliki fitur-fitur yang dapat membuat penggunanya terlihat/dapat diidentifikasi pada keadaan minim penerangan. Salah satu fitur yang umumnya tersedia pada jenis coverall ini adalah garis retroreflective.
3. Coverall Non-Woven
Coverall jenis ini terbuat dari bahan non-woven yang ringan dan tahan air. Biasanya, coverall ini digunakan dalam industri pengolahan makanan dan bidang-bidang di mana perlindungan dari cairan dan partikel sangat penting.
4. Coverall Tahan Kimia
Coverall ini didesain khusus untuk melindungi dari paparan bahan kimia berbahaya sehingga cairan tersebut tidak mengenai kulit dan menyebabkan luka. Coverall ini memiliki lapisan pelindung tambahan yang mencegah zat kimia meresap ke dalam pakaian. Karena perlu diketahui bahwa risiko cedera yang paling umum yaitu terkena luka bakar, salah satunya dari zat kimia berbahaya dan air keras.
5. Coverall Isolasi
Coverall ini digunakan di lingkungan medis, coverall isolasi melindungi dari paparan cairan dan mikroorganisme. Pada umumnya, coverall ini sering digunakan oleh tenaga medis dan petugas kebersihan rumah sakit. Pada masa covid-19, coverall ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis untuk melindungi diri dari virus covid dan virus lainnya.
Nah, setelah penjelasan di atas, kamu akan lebih mengenal baik fungsi dan jenis-jenis coverall supaya kamu dapat memastikan keamanan dan Kesehatan kamu selama di tempat kerja. Jika Sahabat Safety membutuhkan baju coverall, kamu bisa dapatkan produknya di Safety World dengan produk berkualitas dan harga ergonomis!
Related Posts